Dua bulan berada di kota Xinzheng sejak akhir agustus, dengan kegiatan yang monoton seperti angkotan kota "pp aka pulang pergi" kelas, kamar, dan kantin membuat jiwa raga ini terasa judul lagu Rio Febrian, /read; jenuh. Finally, tiga lajang asli Indonesia, Marwan, Damas Bariek, M Ghozy Abdussalam (nama diurutkan berdasarkan urutan umur, 23-21-19) yang sedang berada di tanah Panda aka Cina memutuskan melakukan perjalanan ke arah dari barat kota kami berada sekarang. Tujuannya adalah ke sebuah kota bernama Xi'an.
Perjalanan dengan kereta kami pilih dan menempuh waktu 7-8 jam dari statsiun terdekat yaitu di kota Zhengzhou yang berjarak 1 jam dari tempat kami tinggal berada. Sebenarnya 2-4 jam perjalanan bisa dilakukan dengan kereta cepat yang ada disini, namun sejalan denga kereta, dompet kami cepat juga menolak mengeluarkan teman sehidup sematinya; uang. Kereta pukul 22.15 waktu setempat kami sampai 4 jam lebih awal dan singgah di Masjid kota Zhengzhou dan menjamak shalat sebelum berangkat. Sempat bermain tenis meja bersama imam masjid untuk merenggangkan otot sebelum perjalanan, waktu berangkat pun datang. Sempat tertunda 60 menit, kereta kami pun tiba dan perjalanan di mulai dengan gegap gempita namun tertidur pulas dalam kereta karena kesegaran air panas di masjid Zhengzhou saat mandi.
Touchdown, kurang lebih pukul 05.30 dan saat itu awal musim dingin, jadi suhu cukup membuat kami menggigil. Mencari makanan ringan guna mengganjal perut sebelum menuju tujuan pertama, Terakota. Terakota adalah situs dimana terdapat sebuah kerajaan yang tertimbun selama ribuan tahun atau bisa dibilang seperti kuburan, namun uniknya semua situs yang ditemukan disini masih berbentuk layaknya makhluk hidup.
For further bisa di search di website terkait or lapor di pos google terdekat. Perjalanan dari pusat kota Xia'an kurang lebih satu jam untuk mencapai lokasi ini, dengan mengendarai bis yang nyaman dan biaya 14 RMB/PulangPergi.
Tujuan kedua adalah, Masjid Besar Xi'an, yang letaknya berada di pusat kota ini, tepatnya berada di belakang Drum Tower atau menurut saya adalah Gedung Bedug, karena memang isinya adalah bedug. Menelusuri jalan yanag disebut Moslem Street, sebelum sampai ke masjid dimana semua kedai makanan bertuliskan makanan muslim membuat lidah kami bergoyang, namun niat yang suci menuntun kami, dan sampailah kami di Masjid. Bagi pengunjung yang ingin masuk kompleks masjid ini harus membayar 25 RMB dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam masjid, namun itu hanya berlaku bagi selain pemeluk islam. Kami masuk kompleks masjid dengan memberi salam kepada penjaga gerbang. Kami menjamak shalat dzuhur dan ashar di majid ini sebelum mencari hostel untuk tempat kami istirahat malam ini.
Perjalanan dilanjutkan, setelah berkeliling kompleks masjid guna mencari gubug sewaan. Setelah hostel di dapat dengan harga yang realistis menurut hasil diskusi kami, segera kami menuju kamar dan melakukan ritual pembersihan diri alias mandi dilanjutkan mencari santapan makan malam. Disini kami satu kamar dengan 2 pelancong dari Swedia, 1 wisatawan Inggris, 1orang pengayuh sepeda dari Prancis, dan Mas Ponco, 1 orang Indonesia yang sebelumnya sempat bertemu kala sedang berjalan di kompleks masjid. Hari pertama perjalanan ini kami putuskan ditutup pukul 23.00 waktu setempat.
Hari kedua dimulai, dengan modal peta kota dari hostel, dan peta hasil kami print sendiri, kami memutuskan untuk keliling kota menggunakan bis kota yang nyaman denga tarif 2 RMB/ jauhdekatpulangataugakbebas. Dengan intuisi, feeling, dan indera yang kami miliki, kami memilih turun disebuah tempat yang kami sangka adalah taman kota, namun ternyata adalah kompleks pagoda. Memang pagoda ini dikelilingi taman yang terawat dan didepan pintu masuknya terdapat sebuah patung biksu denga tinggi kurang lebih 10 meter dari permukaan tanah yang kami injak di depan patung tersebut. Selain itu juga terdapat "nyanyian air", dimana terdata air mancur sepanjang kurang lebih 200 meter yang mengikuti alunan musik klasik, pop, tergantung operatornya memutar musik genre tertentu, dengan indah teratur. Di kompleks pagoda ini hampir 3 jam kami menghabiskan waktu, karena memang cukup luas area di kompleks ini.
Tiba waktu makan siang dan juga waktu dzuhur, kami memutuskan memenuhi kebutuhan manusia kami,makan. Keluar dari kompleks kami mencari rumah makan yang available menurut tingkat kantong mahasiswa dan kehalalan tentunya. Setelah makan siang kami kembali menaiki bis dalam
kota menuju masjid besar untuk menjamak shalat dzuhur dan ashar sembari melihat-lihat barang dagangan sepanjang muslim street dengan tetap mempertimbangkan kadar harga.
Setelah itu, waktu kami habiskan dengan berjalan kaki menyusuri jalan di kota ini dilanjutkan makan malam dan berakhir lagi di hostel. Hari kedua, resmi ditutup.
Hari terakhir aka hari ketiga, rencana kita adalah kemana saja namun pukul 15.00 waktu setempat harus kembali ke masjid dan wisata belanja di area sekeliling masjid. Akhirnya hari ini kami putuskan mengunjungi satu museum dan menyusuri tembok yang mengitari kota Xi'an. Sebelum kembali ke hostel kami juga sempat berpotret di Bell Tower yang tepat berada di tengah kota ini, bisa dikatakan sebagai simbol kota ini.
Bukan sebuah great story tentang sebuah trip, tapi cukup senang dan bisa me-refresh diri melancong bersama manusia super.
So, next trip, mana yaa.....??
#p.s. kadarhargaharusselaludiperhatikan
It's seem like a nice trip.,.,
ReplyDeletei just remember when we go to pandawa,,unforgetable moment.,.,LOL.,.
hive a nice day bro
:) Yes it was.
ReplyDeletePandawa, nanti bikib part 2 nya, kakak wanda siap bayar, hee..
Miss you all guys